Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Selamat Datang Seniman Muda Banjar Samping Buni

            Malam itu aku mampir ke bale banjar untuk melihat latihan akhir sekaa gong anak-anak banjarku yang akan berlomba dalam festival gong kebyar anak-anak se-Kota Denpasar serangkaian event Maha Bandana Prasadha di lapangan Puputan Badung. Jarang-jarang aku melihat mereka latihan secara langsung,karena biasanya sepulang kerja aku papasan sama anak-anak kecil seniman-seniman muda ini yang bubaran setelah mereka selesai latihan. Dulu aku juga seperti mereka, antusias begitu ngeliat pemade atau kantil (salah satu instrument dalam gong kebyar) dan serasa ingin segera untuk menabuh instrument pentatonic itu. Tapi anak-anak kecil ini beruntung karena jamanku seumuran mereka, di banjar belum ada perangkat gamelan gong kebyar.Yang ada hanya perangkat baleganjur. Sementara ketertarikanku ada pada gamelan gong kebyar terutama instrument pemade atau kantil . Saking menjiwainya, terkadang secara tak sadar jari-jariku bergerak mengikuti imajinasi suara gong kebyar yang ada di pikiranku.

Sedikit Kesan Mengenai Singapura

Yaaah, hari itu Jumat 28 September 2012 mungkin hari bersejarah buatku karena hari ini aku pertama kali melakukan perjalanan keluar Indonesia, ya... keluar negeri tepatnya ke negeri singa, tapi tidak ada binatang endemik singa disana, atau mungkin ada tapi sudah punah....Ya, Singapura... Terminal keberangkatan international Airport Ngurah Rai pun baru kali ini kujejakkan, setelah berpuluh2 kali airport ini kudatangi. Sedikit cemas, karena ketika orang lain liburan keluar negeri pertama kali mengajak rombongan atau pasangan, kali ini saya seorang diri walaupun nantinya di Singapura saya bertemu rekan2 kantor baru disana, ya kantor baru dengan orang2 yang mayoritas belum kukenal. Setelah proses yang semuanya baru kulewati, sampailah aku di Singapura. Kesan pertama biasa saja, termasuk ketika aku masuk terminal airport ini. Banyak orang mengatakan bagus atau mewah, bagiku biasa saja. Bukan termasuk sombong, tapi karena kemewahan bukan jadi interestku untuk memberikan kesan sebuah temp

SIM Keliling

Sambil nunggu giliran,untuk ngisi waktu saya menulis blog ini. Yak,hari ini saya menunggu giliran untuk perpanjangan SIM A saya yang sudah mati di bulan maret lalu. Kali ini saya mencoba layanan SIM keliling dari Poltabes Denpasar. Hmm cukup efektif juga menurut saya,sebuah terobosan kreatif untuk memudahkan masyarakat dlm memperpanjang ijin mengemudinya. Layanan ini terdiri dari sebuah mobil minibus dengan 3 staf didalamnya. Di body mobil terpampang jadwal operasi mobil sim keliling beserta persyaratan yang diperlukan. Tapi sayang suara genzet yang begitu keras menenggelamkan suara panggilan antrian dari pak polisi yang bertugas. Walau demikian, salut untuk jajaran poltabes denpasar yang memiliki terobosan sim keliling ini.

Kembalikan Baliku

Tulisan ini saya buat saat menunggu panggilan boarding pesawat ke Mataram. Perjalanan ke airport sebenarnya sdh sering saya lalui, tetapi baru kali ini insting menulis saya muncul. Kali ini tentang keprihatinan tentang bali selatan yang semakin krodit. Apa sebenarnya yang terjadi? Di mobil katana sederhana saya berdiskusi dengan ayah yg kebetulan hari ini menjadi sopir saya. Penyebabnya pembangunan Bali terlalu pesat tapi tanpa diimbangi oleh infrastruktur yang memadai. Sepanjang perjalanan banyak hotel baru yang sedang dibangun. Jumlah kendaraan mengular di jalan berjam-jam. Solusi dari ini adalah perlunya pemerintah yang tegas dan bekerja serius. Menegakkan regulasi dan membuat terobosan. Membatasi kemanjaan masyarakat dan tetap di jalur pengembangan pariwisata budaya seperti yang telah dicanangkan pemimpin Bali dahulu.

Membuat Foto BukanMengambil Foto

Yup kata-kata itu sangat menarik bagi saya dan saya dapatkan ketika saya mengikuti workshop basic photography yang diadakan oleh Mandiri Photography Club Kanwil XI Denpasar. Kata-kata menarik itu terucap dari sang pembicara yaitu Bapak Ida Bagus Andi Sucirta,seorang fotografer senior Bali. Membuat lebih tepat dibanding mengambil foto karena jika membuat dibutuhkan proses dan pendalaman didalamnya sehingga lebih menghasilkan foto yang berkualitas dibanding jika kita mengambil foto yang bisa dilakukan oleh semua orang. Terima kasih Pak Andi Sucirta.

Klungkung Karangasem

Hari itu saya dan beberapa teman yang memiliki hobby sama menghabiskan waktu untuk menghabiskan shutter kamera masing-masing ke beberapa tempat di wilayah timur pulau Bali. Terasa sedikit berbeda karena hari itu kami mendampingi rekan2 yang memiliki hobby sama tetapi berasal dari kantor pusat perusahaan kami, Jakarta. Ya, hari itu klub foto Bank Mandiri Bali mendampingi klub foto Bank Mandiri Jakarta. Dimulai dengan menjemput ke villa tempat mereka menginap di kawasan Ubud, rute pertama yang kami tuju adalah Pantai Er Jeruk dengan harapan mendapatkan moment salah satu upacara agama yang sedang berlangsung saat itu yaitu upacara melasti serangkaian odalan di Pura Samuan Tiga. Apa mau dikata, ketika sampai di lokasi kami hanya berhadapan dengan kemacetan di sepanjang jalan menuju pantai karena banyaknya umat yang akan berbalik karena upacara melasti sudah selesai. Perasaan kecewa kami tutupi dengan bergegas menuju rute berikutnya yaitu Desa Tenganan. Tetapi sebagai tuan rumah kami memp

Indahnya Damai

Dulu saya sempat nulis di notes fb, dan pagi ini ketika sebuah hari yang hanya datang 4 tahun sekali (*kabisat) saya tiba2 membaca ulang dan saya memberikan penilaian kalo tulisan ini cukup keren. Beberapa comment yang masuk di fb dari teman2 juga memberikan penilaian yang sama. Haha, makanya saya share di blog ini. Semoga berkenan... Pagi ini aku bangun dengan agak terpaksa... Mau bagaimana lagi, teman-teman sudah menungguku di lapangan. Sudah lama bola hijau itu tidak kupukulkan dan kupantulkan dengan raketku. Tapi setelah bangun aku menenangkan diri sejenak... Kulihat matahari pagi yang mengeluarkan cahaya kuning keemasan. Tidak hanya itu, dari bibir bale bali di sebelah sanggah rumahku kulihat kerumunan burung pipit dirumput dibawah pelinggih bangunan suci di rumahku. Angin pagi pun berhembus dengan lembutnya setelah semalam bumi pertiwi dibasahi dengan guyuran hujan... Hmmm, damai banget suasananya...Apa sih yang dicari kerumunan burung pipit itu. Ternyata yang direbu

Cerita Mengenalkan Musik Etnik Bali di Jakarta

Siang itu, situasi sangat genting. Mobil katana biru yang kutumpangi terjebak macet di jalan raya kuta komplit dengan hujan deras yang mengguyur sejak pagi. Suasana hati semakin galau ketika kulihat jam tangan menunjukkan pukul 14.20, sementara pesawatku boarding pukul 15.00... Arghhh, mudah2an nanti flightnya delay karena cuaca buruk... Jarak tempuh yang tinggal sedikit tiba2 menjadi sangat lama karena kulihat antrian kendaraan yang mengular di pintu masuk Bandara Ngurah Rai... Kulihat jam tangan, waktu boarding tinggal 20 menit. Dengan sabar dan sedikit akrobat dalam menyetir akhirnya aku berlarian menuju terminal keberangkatan, dan arrrgggghhhh.... ternyata flight yang kutumpangi kali ini disiplin alias tidak delay. Monitor yang tergantungg itu menunjukkan kalau flightku sudah boarding, ssstttt tetapi belum final call, mudah2an masih ada harapan untuk bisa ikut flight ini. Tapi harapan itu sirna ketika petugas check in maskapaiku dengan ramah menyebutkan bahwa aku tidak bisa ikut fl