Langsung ke konten utama

Kabupaten Jembrana vs New York USA

Yap betul, sebuah kabupaten kecil di Bali bertarung dengan kota besar yang hidup 24 jam nan jauh disana, New York USA. Bukan bertarung dalam Piala Dunia atau Olimpiade, tapi di Pesta Kesenian Bali XXXII tepatnya di Festival Gong Kebyar...


Sekeha (kelompok) Gong Kebyar dari Kab. Jembrana sedang beraksi... Rata2 dari mereka masih muda dan duduk di bangku SMA.


Sekeha (kelompok) Gong Kebyar dari New York USA sedang beraksi... Kelompok mereka campuran antara personil Bali - USA dan campuran pria-wanita.


Anak kecil yang beraksi dalam fragmentari Kab. Jembrana, begitu energik dan penguasaan panggung yang memukau.


Fragmentari yang memukau duta dari New York, dengan lakon Dewi Uma yang berubah jadi Dewi Durgha...


Persahabatan antar 2 bangsa yang bisa dijalin melalui kesenian... Keren ya...

Komentar

11_photography/admin mengatakan…
Miris kadang melihat masih banyak generasi muda BALI yang masih cuma bisa menonton....menonton saat "orang lain" membuat mereka menonton..... ada satu kondisi yg selalu bisa kita kondisikan..."saat kita sibuk belajar tentang teknologi dan gaya hidup mereka, mereka sedang belajar mempertahankan gaya hidup kita"...mari kita rubah "mari kita belajar membuat mereka sibuk mengikuti gaya hidup kita dengan segala teknologi mereka"..., its sound awesome....:)))

Postingan populer dari blog ini

Lontar, Kekayaan Intelektual Manusia Bali (Kisah Menyelamatkan Lontar Keluarga) part 1

Hari itu, minggu 13 Januari 2013 bertepatan dengan moment Banyu Pinaruh selepas perayaan Saraswati kemarin, mendadak aku ingin ke Merajan Gede. Bukan untuk bersembahyang, karena aku termasuk orang yang bisa dibilang tidak sering2 amat untuk bersembahyang belakangan ini, tetapi untuk maksud melihat benda-benda pusaka warisan leluhur, terutama lontar. Kusapa Pemangku Merajan yang sedang membersihkan areal merajan dan segera kuutarakan maksud kedatanganku untuk melihat lontar-lontar merajan yang selama ini hanya kudengar dari ibuku. Respon positif kudapatkan, dan segera aku diajak untuk memasuki sebuah ruangan di sebelah utara areal merajanku. Memasuki ruangan, terus terang aku terkesima dengan keberadaan benda-benda pusaka yang dimikili oleh merajanku. Kulihat sebuah tongkat dan beberapa keris yang terlihat berumur cukup tua. Fokusku langsung mencari keberadaan lontar dan pandanganku akhirnya tertuju pada sebuah kotak kayu tua berwarna coklat kehitaman dan dibeberapa bagiannya berluban...

"Animisme dan Dinamisme"

Jumat lalu adalah hari Kajeng Kliwon, salah satu hari penting bagi orang Bali. Hari itu kebetulan ada acara ritual di banjarku yang namanya Melancaran . Melancaran artinya bepergian. Yang dimaksud bepergian disini adalah simbol-simbol pemujaan yang distanakan di Pura Majapahit, pura yang disungsung oleh Banjarku, Banjar Samping Buni dan Banjar Monang-Maning. Dan simbol-simbol yang dimaksud adalah 3 Rangda, dan 1 Barong Ket. Prosesi ini adalah dikeluarkannya simbol2 pura tersebut untuk memantau keadaan masyarakat penyungsungnya. Maksudnya adalah untuk menghalau kekuatan2 negatif agar tidak memasuki wilayah dan penduduk penyungsungnya di dua banjar tadi. Dan acara melancaran ini dilakukan di tiga lokasi sebelum simbol2 tersebut kembali distanakan. Lokasi melancaran tersebut adalah di pertigaan batas paling selatan banjarku, pertigaan batas banjarku (Samping Buni) dan Banjar Monang-Maning serta perempatan paling utara dari Banjar Monang-Maning. Sebenarnya aku sudah sering mengkikuti acara...

Sedikit Kesan Mengenai Singapura

Yaaah, hari itu Jumat 28 September 2012 mungkin hari bersejarah buatku karena hari ini aku pertama kali melakukan perjalanan keluar Indonesia, ya... keluar negeri tepatnya ke negeri singa, tapi tidak ada binatang endemik singa disana, atau mungkin ada tapi sudah punah....Ya, Singapura... Terminal keberangkatan international Airport Ngurah Rai pun baru kali ini kujejakkan, setelah berpuluh2 kali airport ini kudatangi. Sedikit cemas, karena ketika orang lain liburan keluar negeri pertama kali mengajak rombongan atau pasangan, kali ini saya seorang diri walaupun nantinya di Singapura saya bertemu rekan2 kantor baru disana, ya kantor baru dengan orang2 yang mayoritas belum kukenal. Setelah proses yang semuanya baru kulewati, sampailah aku di Singapura. Kesan pertama biasa saja, termasuk ketika aku masuk terminal airport ini. Banyak orang mengatakan bagus atau mewah, bagiku biasa saja. Bukan termasuk sombong, tapi karena kemewahan bukan jadi interestku untuk memberikan kesan sebuah ...