Langsung ke konten utama

Money Management

Akhir bulan adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang ada di kantorku. Karena jam 00.00 di tanggal 25 sms yang masuk ke handphone masing-masing adalah informasi mengenai rekening kita yg sudah kemasukan gaji...

Senang sih senang, tapi kalau kita ga bisa ngatur gaji yg masuk rutin tiap bulan ke rekening kita ya percuma aja. Mungkin dalam jangka waktu yg pendek, kita bisa merasakan benefit dari gaji kita. Yah, menikmati hiduplah seperti kebanyakan orang bilang. Traktir teman, beli sepatu, shopping2 ke tempat belanja, atau makan2 di tempat mahal. Dan satu yang mungkin ada di setiap pos pengeluaran anda adalah "bayar hutang." Entah hutang cicilan motor, mobil, atau kartu kredit. Kadang kita berpikir, kalau kita bekerja hanya untuk bayar hutang. Padahal kita, tidak hanya hidup saat sekarang. Kesadaran ini biasanya agak kurang di kalangan anak muda alias lajang yang notabene baru bisa menghasilkan uang.

Suatu kali saya pernah baca buku yg ditulis oleh ahli manajemen keuangan pribadi, Safir Senduk. Di buku itu tertulis bahwa kesejahteraan seseorang tidak selalu tergantung dari besarnya penghasilan, tapi juga sangat tergantung pada bagaimana orang tersebut mengelola keuangan pribadinya. Idealnya, 30% dari penghasilan kita kita alokasikan untuk tabungan. Nah, adakah diantara anda yang alokasi tabungannya dibawah 30% dari penghasilan? Kalau ada, mulailah mengatur keuangan anda....

Di buku tersebut juga disebutkan bahwa jika kita ingin survive di saat sekarang, ada 3 hal yang patut kita miliki sebagai sebuah fondasi. Ibarat sebuah rumah, tanpa fondasi yang kokoh tidak akan terwujud rumah yang tahan lama dari segala cobaan. Ketiga hal yang menjadi fondasi itu adalah:
1. Tabungan
2. Investasi
3. Asuransi

Oke, mari kita bahas satu-satu:
1. Tabungan
Ini mutlak kita perlukan karena tabungan berguna untuk tempat penyimpanan dana kita.
Tabungan juga berguna untuk keperluan-keperluan diluar rencana kita yang sifatnya
insidentil. Berdasarkan pengalaman saya, lebih baik rekening tabungan ini dipisah dari
rekening gaji kita.
2. Investasi
Kalau tabungan sifatnya untuk pemenuhan kebutuhan insidentil, lain halnya dengan investasi.
Investasi berguna untuk pemenuhan kebutuhan dan kepastian di masa yang akan datang.
Di zaman sekarang, sangat banyak sekali media bagi kita untuk investasi. Mulai dari investasi
benda seperti rumah, tanah atau emas. Tapi saya yakin pembaca blog ini kebanyakan anak
muda seperti saya. Jenis investasi yang cocok bagi kita (anak muda yg baru bisa menghasilkan
uang) ada banyak jenis juga, salah satunya reksadana atau tabungan rencana. Untuk
reksadana ga mungkin saya jelaskan panjang lebar disini. Sekarang beberapa bank juga ada
yang mengeluarkan produk reksadana atau menjadi agen penjual produk reksadana. Dana
yg dibutuhkan untuk investasi di reksadana ini juga beragam. Dengan 1 juta kita juga bisa
menjadi investor dan tinggal menerima laporan perkembangan dana investasi kita dari
manajer investasi kita, gaya kan? Nah untuk tabungan rencana, masing-masing bank juga
mengeluarkan produk seperti ini. Keunggulannya, bunga yg diberikan lebih tinggi dari suku
bunga tabungan biasa. Ada lagi produk investasi yg lain yaitu deposito. Terserah, mau pilih yg
mana.
3. Asuransi
Nah, ini dia yang paling sering dilupakan sama kita-kita kawula muda. Sebagai anak muda
yang sedang lincah-lincahnya dalam mewujudkan ambisi, kita tidak tahu apa yg akan
menimpa kita dalam proses mewujudkan ambisi ini. Disinilah peran asuransi. Mengikuti
program asuransi, ibaratnya membeli rasa aman. Berdasarkan survey, kesadaran berasuransi
masyarakat Indonesia tergolong yang paling rendah. Kebanyakan keluhan yg diungkapkan
adalah saat pembayaran premi. Nah, jangan khawatir. Saat ini penyedia produk asuransi
sudah membuat produk yang namanya unit link. Unit link ini adalah produk asuransi yang
digandeng dengan investasi. Di unit link ini, sebagian dari premi yg kita bayarkan dialokasikan
untuk investasi. Jadi kita masih bisa lihat manfaat nyata dari pembayaran premi kita di masa
depan seandainya tidak terjadi peristiwa kecelakaan yang menimpa kita. Ini keunggulan
dari produk unit link dibanding asuransi konvensional. Selain itu dengan mengikuti asuransi
unit link ini, sudah 2 fondasi kita tanam, yaitu asuransi dan investasi, tinggal melengkapinya
dengan tabungan. Ini yang saat ini sedang saya jalankan.

Oke, semoga dengan uraian singkat ini, kita lebih pintar dalam mengelola keuangan pribadi kita. Ingat, kesejahteraan seseorang tidak hanya ditentukan dari besarnya penghasilan, tapi juga diukur dari cara mengelola penghasilan tersebut. Semoga berguna.

Denpasar, 25 Januari 2009 (saat menerima gaji)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lontar, Kekayaan Intelektual Manusia Bali (Kisah Menyelamatkan Lontar Keluarga) part 1

Hari itu, minggu 13 Januari 2013 bertepatan dengan moment Banyu Pinaruh selepas perayaan Saraswati kemarin, mendadak aku ingin ke Merajan Gede. Bukan untuk bersembahyang, karena aku termasuk orang yang bisa dibilang tidak sering2 amat untuk bersembahyang belakangan ini, tetapi untuk maksud melihat benda-benda pusaka warisan leluhur, terutama lontar. Kusapa Pemangku Merajan yang sedang membersihkan areal merajan dan segera kuutarakan maksud kedatanganku untuk melihat lontar-lontar merajan yang selama ini hanya kudengar dari ibuku. Respon positif kudapatkan, dan segera aku diajak untuk memasuki sebuah ruangan di sebelah utara areal merajanku. Memasuki ruangan, terus terang aku terkesima dengan keberadaan benda-benda pusaka yang dimikili oleh merajanku. Kulihat sebuah tongkat dan beberapa keris yang terlihat berumur cukup tua. Fokusku langsung mencari keberadaan lontar dan pandanganku akhirnya tertuju pada sebuah kotak kayu tua berwarna coklat kehitaman dan dibeberapa bagiannya berluban...

Sedikit Kesan Mengenai Singapura

Yaaah, hari itu Jumat 28 September 2012 mungkin hari bersejarah buatku karena hari ini aku pertama kali melakukan perjalanan keluar Indonesia, ya... keluar negeri tepatnya ke negeri singa, tapi tidak ada binatang endemik singa disana, atau mungkin ada tapi sudah punah....Ya, Singapura... Terminal keberangkatan international Airport Ngurah Rai pun baru kali ini kujejakkan, setelah berpuluh2 kali airport ini kudatangi. Sedikit cemas, karena ketika orang lain liburan keluar negeri pertama kali mengajak rombongan atau pasangan, kali ini saya seorang diri walaupun nantinya di Singapura saya bertemu rekan2 kantor baru disana, ya kantor baru dengan orang2 yang mayoritas belum kukenal. Setelah proses yang semuanya baru kulewati, sampailah aku di Singapura. Kesan pertama biasa saja, termasuk ketika aku masuk terminal airport ini. Banyak orang mengatakan bagus atau mewah, bagiku biasa saja. Bukan termasuk sombong, tapi karena kemewahan bukan jadi interestku untuk memberikan kesan sebuah ...

Cerita Mengenalkan Musik Etnik Bali di Jakarta

Siang itu, situasi sangat genting. Mobil katana biru yang kutumpangi terjebak macet di jalan raya kuta komplit dengan hujan deras yang mengguyur sejak pagi. Suasana hati semakin galau ketika kulihat jam tangan menunjukkan pukul 14.20, sementara pesawatku boarding pukul 15.00... Arghhh, mudah2an nanti flightnya delay karena cuaca buruk... Jarak tempuh yang tinggal sedikit tiba2 menjadi sangat lama karena kulihat antrian kendaraan yang mengular di pintu masuk Bandara Ngurah Rai... Kulihat jam tangan, waktu boarding tinggal 20 menit. Dengan sabar dan sedikit akrobat dalam menyetir akhirnya aku berlarian menuju terminal keberangkatan, dan arrrgggghhhh.... ternyata flight yang kutumpangi kali ini disiplin alias tidak delay. Monitor yang tergantungg itu menunjukkan kalau flightku sudah boarding, ssstttt tetapi belum final call, mudah2an masih ada harapan untuk bisa ikut flight ini. Tapi harapan itu sirna ketika petugas check in maskapaiku dengan ramah menyebutkan bahwa aku tidak bisa ikut fl...