Langsung ke konten utama

Multi Level Marketing (MLM)

Sial, kenapa saya kemarin janji untuk datang ke seminar bisnis MLM yang diadakan hari ini ya? Padahal saya paling ga bisa mengikuti seminar seperti itu. Ujung-ujungnya pasti ketiduran...

Hari ini saya di sms oleh teman kantor untuk mengingatkan bahwa nanti siang jangan sampai lupa untuk datang ke seminar sebuah bisnis MLM. Saya memang ikut sebuah MLM dan diajak oleh teman kantor. Dan yang paling menusuk adalah sms kedua dimana downline saya telah masuk ke tingkatan yg lebih tinggi dan akan menerima penghargaan di sela seminar tersebut. Terus terang, keikutsertaan saya di MLM tersebut bukanlah keinginan sendiri, bukan juga karena paksaan, tapi susah dikatakan. Bisa dibilang alasannya adalah untuk menjaga hubungan baik dengan teman kantor, apalagi rata-rata teman kantor sudah ikut MLM tersebut. Waduh, bukannya saya antipati terhadap marketing, atau antipati terhadap MLM. Tapi seringkali produk yg ditawarkan adalah produk yang bukan menjadi concern saya...

Kalau teman-teman mengikuti blog saya, pernah saya ceritakan disini bahwa pekerjaan saya selama 2 tahun ini adalah marketing. Menurut saya, seorang marketer selain punya keinginan dan percaya diri yang tinggi, point terpenting adalah penguasaan product. Nah, yg ketiga inilah yg membuat saya ogah-ogahan terjun aktif di bisnis ini. Gimana bisa menjalankan bisnis marketing ini, sementara saya ga paham product yg saya tawarkan, bukan karena apa-apa, tapi ya memang saya tidak concern di produk yg dijual.

Kembali lagi ke sms teman saya, akhirnya saya bilang ga bisa datang karena harus ke Lovina karena ada acara keluarga (memang betul), dan teman saya membalasnya dengan bujukan lain seperti ini: "Ok deh, tapi bulan depan pembicaranya bagus. Ikutan ya." Wah, kayaknya teman saya ini pantang menyerah, hahaha... Bulan depan mudah-mudahan ada acara keluarga lagi. Kalo engga, mungkin teman-teman bisa memberikan saran, atau solusi menghadapi ajakan teman-teman untuk ikut MLM?

Komentar

Mrs.Putyi mengatakan…
ga usah dibales aja smsnya...

Postingan populer dari blog ini

Lontar, Kekayaan Intelektual Manusia Bali (Kisah Menyelamatkan Lontar Keluarga) part 1

Hari itu, minggu 13 Januari 2013 bertepatan dengan moment Banyu Pinaruh selepas perayaan Saraswati kemarin, mendadak aku ingin ke Merajan Gede. Bukan untuk bersembahyang, karena aku termasuk orang yang bisa dibilang tidak sering2 amat untuk bersembahyang belakangan ini, tetapi untuk maksud melihat benda-benda pusaka warisan leluhur, terutama lontar. Kusapa Pemangku Merajan yang sedang membersihkan areal merajan dan segera kuutarakan maksud kedatanganku untuk melihat lontar-lontar merajan yang selama ini hanya kudengar dari ibuku. Respon positif kudapatkan, dan segera aku diajak untuk memasuki sebuah ruangan di sebelah utara areal merajanku. Memasuki ruangan, terus terang aku terkesima dengan keberadaan benda-benda pusaka yang dimikili oleh merajanku. Kulihat sebuah tongkat dan beberapa keris yang terlihat berumur cukup tua. Fokusku langsung mencari keberadaan lontar dan pandanganku akhirnya tertuju pada sebuah kotak kayu tua berwarna coklat kehitaman dan dibeberapa bagiannya berluban...

Sedikit Kesan Mengenai Singapura

Yaaah, hari itu Jumat 28 September 2012 mungkin hari bersejarah buatku karena hari ini aku pertama kali melakukan perjalanan keluar Indonesia, ya... keluar negeri tepatnya ke negeri singa, tapi tidak ada binatang endemik singa disana, atau mungkin ada tapi sudah punah....Ya, Singapura... Terminal keberangkatan international Airport Ngurah Rai pun baru kali ini kujejakkan, setelah berpuluh2 kali airport ini kudatangi. Sedikit cemas, karena ketika orang lain liburan keluar negeri pertama kali mengajak rombongan atau pasangan, kali ini saya seorang diri walaupun nantinya di Singapura saya bertemu rekan2 kantor baru disana, ya kantor baru dengan orang2 yang mayoritas belum kukenal. Setelah proses yang semuanya baru kulewati, sampailah aku di Singapura. Kesan pertama biasa saja, termasuk ketika aku masuk terminal airport ini. Banyak orang mengatakan bagus atau mewah, bagiku biasa saja. Bukan termasuk sombong, tapi karena kemewahan bukan jadi interestku untuk memberikan kesan sebuah ...

Cerita Mengenalkan Musik Etnik Bali di Jakarta

Siang itu, situasi sangat genting. Mobil katana biru yang kutumpangi terjebak macet di jalan raya kuta komplit dengan hujan deras yang mengguyur sejak pagi. Suasana hati semakin galau ketika kulihat jam tangan menunjukkan pukul 14.20, sementara pesawatku boarding pukul 15.00... Arghhh, mudah2an nanti flightnya delay karena cuaca buruk... Jarak tempuh yang tinggal sedikit tiba2 menjadi sangat lama karena kulihat antrian kendaraan yang mengular di pintu masuk Bandara Ngurah Rai... Kulihat jam tangan, waktu boarding tinggal 20 menit. Dengan sabar dan sedikit akrobat dalam menyetir akhirnya aku berlarian menuju terminal keberangkatan, dan arrrgggghhhh.... ternyata flight yang kutumpangi kali ini disiplin alias tidak delay. Monitor yang tergantungg itu menunjukkan kalau flightku sudah boarding, ssstttt tetapi belum final call, mudah2an masih ada harapan untuk bisa ikut flight ini. Tapi harapan itu sirna ketika petugas check in maskapaiku dengan ramah menyebutkan bahwa aku tidak bisa ikut fl...