Indonesia, sebenarnya aku sangat suka belajar semua hal tentang bangsa kita. Mulai dari sejarahnya, gugusan pulaunya, budayanya, hingga dilema yang ada di dalamnya... Kita mulai dari sejarah... Sejarah Indonesia sangat menarik untuk dipelajari mulai dari jaman pra sejarah hingga sejarah. Dulu saya sangat tertarik belajar tentang beraneka ragam manusia purba yang pernah hidup di nusantara, diantaranya megantrophus palaeojavanicus, pithecantropus erectus, homo soloensis dll.. Wah saya juga ga tahu kenapa saya tertarik dengan bidang yang kebanyakan teman-teman saya tidak suka... Zaman sejarah Indonesia pun menarik untuk dipelajari, seperti kerajaan2x besar yang pernah hidup di bumi nusantara (Sriwijaya dan Majapahit). Gugusan pulaunya, yang memanjang dari Sabang sampai Merauke dan melintasi khatulistiwa, berapa banyak? 17.667 pulau. Saya ingat betul jumlah itu sejak SD, itu karena saya sangat kagum dengan jumlah pulau yg kita miliki. Tapi saya tidak tahu apakah jumlah itu pasti dan utuh sampai sekarang mengingat banyak orang brengsek yang mengeruk tanah dan pasir dari pulau-pulau kita untuk diekspor ke negara lain. Gila! Culture... Bangsa kita punya beraneka ragam budaya, yang tidak semua dimengerti oleh manusia-manusia penghuninya... Mungkin Indonesia adalah negara dengan kebudayaan yang paling beraneka ragam di dunia... Ini sangat menarik bagi saya, dan salah satu tujuan saya masuk jurusan IPS sewaktu SMA (supaya bisa menempuh bidang antropologi). Saking banyaknya budaya yang tumbuh, sungguh tidak pantas para elite politik, politikus, pemerintah, atau wakil rakyat punya pemikiran untuk membuat sebuah undang-undang dengan dalih pemberantasan pornografi. Pembuatan undang-undang ini hanyalah akal-akalan untuk menjadikan bangsa ini agar punya satu ideologi yang sama atas dasar mayoritas. Sama sekali tidak menghormati local genius yang ada di bumi nusantara kita. Pornografi hanyalah kedok, dan kalau aparat di negeri ini mau serius dengan pemberantasan pornografi, tinggal laksanakan undang-undang KUHP yang ada... Ini salah satu dilema yang melanda negeri kita Indonesia. Dan dilema yang paling saya sedihkan dan mempertanyakan kenapa ini bisa terjadi di persada tercinta ini adalah, tentang eksekusi para teroris. Ya, amrozi, imam samudera, dan mukhlas (saya sengaja tidak menulis huruf depan mereka dengan huruf kapital). Heran, jengah, dan sedih. Dari semenjak mereka tertangkap pun muncul sebuah isu konspirasi dari pihak tertentu yang mengatakan mereka adalah boneka pelaksana untuk menjelek-jelekan suatu komunitas, dan mengatakan tidak mungkin pemuda desa seperti mereka bisa merakit bom sedahsyat itu. Saya heran kenapa bisa muncul konspirasi seperti itu. Padahal polisi sudah jelas-jelas menunjukkan rekaman peristiwa penyelidikan mereka mulai dari pembelian bahan peledak sampai peristiwa mengerikan itu. Merekapun telah menyadari perbuatannya. Dan yang lebih mengeherankan saya, adalah kenapa begitu banyak pihak yang mendengung-dengungkan seakan mereka bukan teroris sehingga tidak layak dihukum mati, dan lebih layak menyandang predikat sebagai pahlawan (suatu ideologi tertentu). Menyedihkan, media justru mem blow up detik-detik eksekusi dengan tidak berimbang. Media lebih banyak memblow up ttg keluarga sang teroris, dan sangat sedikit menginfokan bagaimana derita keluarga korban. Sikap pemerintah? Seperti biasa, kebebasan yang dimulai sejak jaman reformasi lebih mengarah ke sikap pemerintah yg pasif. Tidak berani menindak tegas pengikut-pengikut teroris yang sering koar-koar di televisi dan nyata-nyata tidak mengakui Pancasila sebagai ideologi negara. Hmmm, sabarlah ibu pertiwi. Saya sadar, sebagai sebuah bangsa yang besar, merupakan suatu konsekuensi timbulnya berbagai perbedaan pendapat. Tapi jika perbedaan pendapat itu sudah tidak mengakui lagi ideologi yang telah kita sepakati bersama (Pancasila), maka pemerintah punya wewenang untuk mengusir mereka dari persada bumi pertiwi, Indonesia. Semoga di hari Pahlawan ini, kita diberikan inspirasi untuk mengaktualisasikan nilai2 heroik para pahlawan kita dan bukan menjadi pahlawan kesiangan dengan mengorbankan jiwa-jiwa yang sesungguhnya tidak mengerti dengan apa yg diperjuangkan oleh para pahlawan kesiangan ini. Mari kita doakan supaya arwah para teroris ini tidak merasuki mental dari insan-insan nusantara untuk mengikuti dan melanjutkan ulah keji mereka...
Denpasar, hari Pahlawan Nasional (10 November 2008)
Denpasar, hari Pahlawan Nasional (10 November 2008)
Komentar
jadi pengen tau nih sebenernya mereka masuk surga apa neraka ya??
soalnya mereka langsung reikarnansi jadi kecoak . . .
*piisss*