Langsung ke konten utama

The Mummy

Barusan aku nonton film The Mummy 3, serial terbaru dari sekuel the mummy. Kali ini menceritakan tentang bangkitnya mummy Cina. Film nya bagus, karena selain karakter masing-masing pemainnya kuat ditambah effect yang lumayan canggih. Ceritanya tentang seorang pemimpin Cina zaman dulu yg berambisi menguasai dunia dengan mengerahkan berbagai kekuatan yang dimilikinya. Ambisinya yang kuat seperti tak pernah memuaskan nafsunya. Semua tantangan yang ada dihadapi dan seakan tak ada rasa takut dalam hatinya. Sampai suatu saat dia sadar kalau dia juga manusia biasa yang harus menjalani masa tua. Ambisinya yg kuat membuat dia mencari jalan agar bisa hidup abadi, dan caranya adalah bertemu dengan penyihir yang bisa mengucapkan mantera untuk keabadian. Tapi setelah penyihir itu mengucapkan mantera, suami dari penyihir yg sebenarnya jenderal sang kaisar tapi berkhianat dibunuh, termasuk penyihir tadi ujung-ujungnya dibunuh juga. Tapi dasar penyihir pintar, dia kan bisa hidup abadi berkat mantera yang dikuasainya. Ternyata setelah kejadian tadi, bukan keabadian yang didapat sang kaisar, melainkan kutukan menjadi mummy.

Ribuan tahun berlalu, akhirnya mummy berhasil diangkat oleh putera seorang arkeolog terkenal (O'Connor tentunya). Di sisi lain O'Connor dan istrinya diberi kepercayaan oleh pemerintah Inggris untuk mengembalikan berlian Shangrila kepada rakyat China. Berlian ini sebenarnya sanggup membangkitkan kembali sang kaisar yg telah jadi mummy. Pasangan inipun menyanggupinya. Singkat cerita, berlian ini berhasil direbut oleh militan cina yg berambisi mengembalikan kekuatan cina dibawah pimpinan sang kaisar. Sang kaisar bangkit kembali dan hampir berhasil menguasai dunia.

Tapi tahulah endingnya. Agar film ini tidak berlanjut seperti sinetron Indonesia, perjuangan O'Connor dan teamnya akhirnya berhasil mengalahkan sang kaisar dengan menusukkan golok tepat di jantungnya. Film pun berakhir... Saatnya tidur untuk mempersiapkan aktivitas besok...

Komentar

ranii mahardika mengatakan…
ga suka the Mummy . . sukanya the LOTR . hehe

*pisss*

.rani.
Mrs.Putyi mengatakan…
duhh..kamu jelek banget c menceritakan endingnya..uda tegang2 baca resensinya tiba-tiba endingnya mempersiapkan aktivitas untuk besok..

duh kecele deeee....

Postingan populer dari blog ini

Patung Catur Muka

Sebagian besar masyarakat Kota Denpasar pasti sudah tahu tentang patung Catur Muka. Yak, patung berkepala empat ini terletak di perempatan agung Kota Denpasar, dan sekaligus menjadi titik nol dari kota yang mengusung konsep kota budaya ini. Tapi tidak banyak yang tahu mengenai sejarah dan arti dari patung ini, dan tulisan di blog saya kali ini semoga bisa menambah pengetahuan kita bersama. Patung Catur Muka yang berdiri diatas bunga teratai adalah reinkarnasi dari Sang Hyang Guru dalam bentuk perwujudan Catur Gophala. Dengan mengambil perwujudan empat muka adalah simbolis pemegang kekuasaan pemerintahan yang dilukiskan dalam keempat buah tangannya. Catur Gophala memegang aksamala/genitri yang bermakna bahwa pusat segalanya adalah kesucian dan ilmu pengetahuan. Cemeti dan sabet mengandung arti ketegasan dan keadilan harus ditegakkan oleh pemerintah. Cakra berarti siapapun yang melanggar hukum dan peraturan harus dihukum. Sungu artinya pemerintahan berpegang pada penerangan atau undang...

Omed-Omedan

Seru banget sewaktu hunting foto omed-omedan di Sesetan. Mulai dari cari lokasi motret (ngaku jadi mahasiswa ISI, biar dapet posisi bagus), sampe berkelit dari siraman air dan hampir jatuh dari venue fotografer. Semua itu demi mendokumentasikan ajang budaya tahunan, omed-omedan... Peserta Omed-omedan yang kaget ngeliat pria yang akan menjadi pasangannya... Ekspresinya dapet ya... Akhirnya beradu juga, hehehe... Sayang anak muda dari luar Banjar Kaja ga bole ikut.. Pas mereka bergulat, panggung fotografer sudah mengeluarkan bunyi "kriak" tanda mau roboh, tapi untung ga kejadian. Biar seru, sebelum beraksi para peserta disiram dulu... hehe... Jadi ceritanya, tradisi omed-omedan ini bermula dari sepasang babi yang sedang bergulat asmara di wilayah Banjar Kaja. Sejak itu musibah penyakit yang melanda seketika hilang. Dan akhirnya petinggi Banjar Kaja pun diundang untuk beraksi di tradisi omed-omedan...

Lontar, Kekayaan Intelektual Manusia Bali (Kisah Menyelamatkan Lontar Keluarga) part 1

Hari itu, minggu 13 Januari 2013 bertepatan dengan moment Banyu Pinaruh selepas perayaan Saraswati kemarin, mendadak aku ingin ke Merajan Gede. Bukan untuk bersembahyang, karena aku termasuk orang yang bisa dibilang tidak sering2 amat untuk bersembahyang belakangan ini, tetapi untuk maksud melihat benda-benda pusaka warisan leluhur, terutama lontar. Kusapa Pemangku Merajan yang sedang membersihkan areal merajan dan segera kuutarakan maksud kedatanganku untuk melihat lontar-lontar merajan yang selama ini hanya kudengar dari ibuku. Respon positif kudapatkan, dan segera aku diajak untuk memasuki sebuah ruangan di sebelah utara areal merajanku. Memasuki ruangan, terus terang aku terkesima dengan keberadaan benda-benda pusaka yang dimikili oleh merajanku. Kulihat sebuah tongkat dan beberapa keris yang terlihat berumur cukup tua. Fokusku langsung mencari keberadaan lontar dan pandanganku akhirnya tertuju pada sebuah kotak kayu tua berwarna coklat kehitaman dan dibeberapa bagiannya berluban...