Langsung ke konten utama

Wanita Bali

Jumat kemarin aku baru balik dari hotel baru greesss di kawasan Gatsu Barat Denpasar. Bukan untuk melayani tante2 kesepian, tapi untuk mengikuti LS. Mau tahu apa itu LS? Leadership Seminar dari sebuah MLM. Sebenarnya agak males juga ikutan seminar yang begituan. Karena setiap kali ikutan seminar begituan, mata ini tak kuasa untuk menemukan kegelapan dibalik kelopaknya, tidur... Tapi sehubungan dengan berbagai pertimbangan yang ada, akhirnya aku ikut...

Sampai disana,saltum, hehehe. Salah kostum. Aku pake kostum biasa-biasa aja, sementara orang-orang di sekitarku tampil bak pengusaha-pengusaha sukses. Yap, misi rata-rata kebanyakan MLM memang seperti itu. Tapi pede aja. Seminar dimulai, yah isinya ga jauh-jauh dari seminar-seminar MLM lainnya. Bedanya kalo seminar-seminar MLM lainnya yang pernah aku ikuti diadakan di rumah-rumah atau gedung2 kecil Kali ini di hotel. Isi seminar yang kebanyakan menceritakan tentang dream (mimpi) yang akan terealisasi jika kita sungguh2 menjalani bisnis ini. Mataku segera terpejam begitu sang pembicara ngoceh dan bercerita tentang perjalanan keluar negeri selama 3x setahun berkat suksesnya menjalani bisnis ini. Mata ini kembali melihat gedung seminar ketika aku dibangunkan dari tidur.

Saat untuk pulang. Aku naik motor dengan santai melewati keramaian pasar Badung di malam hari. Wah, aku jadi inget semasa kecil aku selalu diajak ke pasar pagi2 sama orang tuaku. Mungkin karena mereka takut meninggalkan aku dan kakakku sendirian dirumah. Di suasana remang-remang terlihat wanita-wanita muda sampai paruh baya berjuang untuk mendapatkan rupiah. Begitu susahnya mendapatkan rupiah sampai Sang nenek yang aku lewati tertidur menunggui ikan pindang dagangannya. Dan, bajang jegeg ini sampai rela menjunjung barang-barang berat diatas kepalanya... Yap, itulah wanita Bali... Pekerja keras, demi membantu sang suami untuk mencari nafkah bagi keluarganya dan beryadnya untuk menjalankan kewajibannya sebagai hamba Tuhan...

Komentar

ranii mahardika mengatakan…
koq agak kurang penggalian narasinya iia ? judulnya berkesan jadi hanya alat 'penarik perhatian' belaka . soalnya , komposisi bahasannya ga proporsional .

*piss*
Mrs.Putyi mengatakan…
iya nih..ko jadinya ga nyambung antara judul..pembuka..isi dan penutupnya ya??


:D:D:D:D:D

Postingan populer dari blog ini

Lontar, Kekayaan Intelektual Manusia Bali (Kisah Menyelamatkan Lontar Keluarga) part 1

Hari itu, minggu 13 Januari 2013 bertepatan dengan moment Banyu Pinaruh selepas perayaan Saraswati kemarin, mendadak aku ingin ke Merajan Gede. Bukan untuk bersembahyang, karena aku termasuk orang yang bisa dibilang tidak sering2 amat untuk bersembahyang belakangan ini, tetapi untuk maksud melihat benda-benda pusaka warisan leluhur, terutama lontar. Kusapa Pemangku Merajan yang sedang membersihkan areal merajan dan segera kuutarakan maksud kedatanganku untuk melihat lontar-lontar merajan yang selama ini hanya kudengar dari ibuku. Respon positif kudapatkan, dan segera aku diajak untuk memasuki sebuah ruangan di sebelah utara areal merajanku. Memasuki ruangan, terus terang aku terkesima dengan keberadaan benda-benda pusaka yang dimikili oleh merajanku. Kulihat sebuah tongkat dan beberapa keris yang terlihat berumur cukup tua. Fokusku langsung mencari keberadaan lontar dan pandanganku akhirnya tertuju pada sebuah kotak kayu tua berwarna coklat kehitaman dan dibeberapa bagiannya berluban...

"Animisme dan Dinamisme"

Jumat lalu adalah hari Kajeng Kliwon, salah satu hari penting bagi orang Bali. Hari itu kebetulan ada acara ritual di banjarku yang namanya Melancaran . Melancaran artinya bepergian. Yang dimaksud bepergian disini adalah simbol-simbol pemujaan yang distanakan di Pura Majapahit, pura yang disungsung oleh Banjarku, Banjar Samping Buni dan Banjar Monang-Maning. Dan simbol-simbol yang dimaksud adalah 3 Rangda, dan 1 Barong Ket. Prosesi ini adalah dikeluarkannya simbol2 pura tersebut untuk memantau keadaan masyarakat penyungsungnya. Maksudnya adalah untuk menghalau kekuatan2 negatif agar tidak memasuki wilayah dan penduduk penyungsungnya di dua banjar tadi. Dan acara melancaran ini dilakukan di tiga lokasi sebelum simbol2 tersebut kembali distanakan. Lokasi melancaran tersebut adalah di pertigaan batas paling selatan banjarku, pertigaan batas banjarku (Samping Buni) dan Banjar Monang-Maning serta perempatan paling utara dari Banjar Monang-Maning. Sebenarnya aku sudah sering mengkikuti acara...

Sedikit Kesan Mengenai Singapura

Yaaah, hari itu Jumat 28 September 2012 mungkin hari bersejarah buatku karena hari ini aku pertama kali melakukan perjalanan keluar Indonesia, ya... keluar negeri tepatnya ke negeri singa, tapi tidak ada binatang endemik singa disana, atau mungkin ada tapi sudah punah....Ya, Singapura... Terminal keberangkatan international Airport Ngurah Rai pun baru kali ini kujejakkan, setelah berpuluh2 kali airport ini kudatangi. Sedikit cemas, karena ketika orang lain liburan keluar negeri pertama kali mengajak rombongan atau pasangan, kali ini saya seorang diri walaupun nantinya di Singapura saya bertemu rekan2 kantor baru disana, ya kantor baru dengan orang2 yang mayoritas belum kukenal. Setelah proses yang semuanya baru kulewati, sampailah aku di Singapura. Kesan pertama biasa saja, termasuk ketika aku masuk terminal airport ini. Banyak orang mengatakan bagus atau mewah, bagiku biasa saja. Bukan termasuk sombong, tapi karena kemewahan bukan jadi interestku untuk memberikan kesan sebuah ...